.

Cari Blog Ini

Senin, 29 Juni 2009

Filsafat Dalam Dunia Pendidikan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum, maka dalam membahas filsafat pendidikan akan berangkat dari filsafat. Dalam arti, filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai.
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dan anak didik untuk bersama-sama mencapai tujuan pendidikan, yaitu kedewasaan. Dalam interaksi tersebut akan terjadi suatu rentetan perbuatan pendidikan. Apabila perbuatan tersebut disengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.

A. Hasil Observasi Secara Deskripsi
Setelah penulis melakukan observasi dan wawancara, dapat disimpulkan bahwa teknik pengajaran atau penyampaian yang dilakukan oleh seorang guru kelas VI SD, adalah sebagai berikut :
1. Tugas guru dalam prose belajar mengajar sebagai fasilitator, memberi dorongan dan kemudahan kepada siswa untuk lebih memahami suatu materi yang disampaikan.
2. Sebelum mengawali pembelajaran, guru melakukan interaksi tanya jawab kepada siswa agar siswa dapat mengerti dan memahami materi sebelumnya.
3. Pada proses belajar, guru melakukan proses Flash Back, yaitu mengulang kembali materi sebelumnya, agar siswa dapat cepat mengingat materi tersebut.
4. Pada proses belajar mengajar, guru juga mewajibkan agar siswa mempunyai buku penunjang pembelajaran, dan tugas guru sebagai penyampai materi dan siswa sudah mempelajarinya.
5. Dalam proses mengajar, guru menyelingnya dengan melakukan tanya jawab.
6. Setelah selesai melakukan proses mengajar, guru memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal.
7. Dalam proses menguji kemampuan siswa, guru lebih menggunakan tes lisan, agar guru bisa mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

B. Hasil Kajian dan Teoritis

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang hanya dilakukan manusia dengan lapangan yang sangat luas, yang mencakup semua pengalaman serta pemikiran manusia tentang pendidikan.
Setelah penulis menguraikan teknik pembelajaran guru kelas VI SD, maka dapat disimpulkan bahwa teknik tersebut menggunakan metode filsafat pendidikan pragmatisme yang didasarkan atas fakta-fakta yang sudah diobservasi, dipahami, serta dibicarakan sebelumnya.
Istilah pragmatisme berasal dari perkataan “ pragma” artinya praktik atau aku berbuat. Maksudnya bahwa makna segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan. Menurut teori-teori psikologis itu merupakan pandangan-pandangan dunia yang komprehensif yang berfungsi sebagai basis bagi guru dalam pendekatan praktek pengajaran.

1. Berdasarkan Teoritis Para Tokoh
Dari konsep pola dasar pengajaran yang dilakukan guru dalam penyampaian proses belajar mengajar, merupakan suatu pola mengajar formal yang sesuai dengan teori psikologi belajar yang dijadikan panutannya. Pola ini dikembangkan oleh J. Herbart yang dilandasi oleh teori belajar asosiasi. Pola mengajar ini terdiri atas lima langkah sebagai berikut :
a) Persiapan ( preparation )
Guru berusaha mengungkapkan kembali bahan apersepsi ( materi pelajaran yang tersimpan di dalam ingatan siswa )
b) Penyajian ( presentation )
guru menyampaikan bahan baru kepada kelas berupa bahan pokok, dilengkapi dengan contoh dan ilustrasi.
c) Asosiasi dan perbandingan ( association and comparation )
guru menghubungkan bahan yang terkait, baik dengan materi pelajaran lainnya maupun dengan hal hal praktis di masyarakat
d) Kesimpulan ( generalization )
guru bersama para siswa mengambil kesimpulan berdaasarkan bahan pelajaran yang baru disajikan
e) Penerapan ( application )
guru memberikan tugas pada siswa atau sejumlah pertanyaan ulangan .

Menurut seorang filosof Yunani Heracleitos, mengemukakan teori pragmatisme yaitu “ panta rei “ artinya mengalir terus-menerus. Ia berpendapat bahwa tidak ada sungai yang dialiri oleh air yang sama. Manusia dipandang sebagai makhluk fisik sebagai hasil evolusi biologis, social, dan psikologis, karena manusia dalam keadaan terus-menerus berkembang. Manusia hidup dalam keadaan menjadi ( becoming ), secara terus-menerus “ on goingness “. Manusia secara mendasar adalah plastis dan dapat berubah. Anak merupakan organisme yang aktif, secara terus-menerus merekontruksi dan menginterprestasi serta mengorganisasi kembali pengalaman-pengalamannya.
Tema pokok filsafat pragmatisme adalah :
a) Esensi realitas adalah perubahan
b) Hakikat social dan bilogis manusia yang esensial
c) Relativitas nilai
d) penggunaan intelegensi secara kritis

Watak pragmatisme adalah humanistis dan menyetujui suatu dalil “ manusia adalah ukuran segala-galanya “ ( man is the measure of all things ).
Menurut John Dewey mengatakan bahwa, pengalaman merupakan suatu interaksi antara lingkungan dengan organisme biologis. Selanjutnya John Dewey mengemukakan perlunya atau pentingnya pendidikan, karena berdasarkan atas tiga pokok pemikiran, yaitu :


 Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup
 Pendidikan sebagai pertumbuhan, dan
 Pendidikan sebagai fungsi social.

Pada dasarnya pendidikan bukan merupakan suatu proses pembentukan dari luar, dan juga bukan merupakan suatu pemerkahan kekuatan-kekuatan laten sendirinya ( unfolding ).
Pragmatisme menyakini bahwa pikiran anak itu aktif dan kreatif., tidak secara pasif begitu saja menerimaapa yang diberikan gurunya. Pengetahuan dihasilkan dengan transaksi antara manusia dengan lingkungannya, dan kebenaran adalah termasuk pengetahuan. Dalam situasi belajar, guru seyogyanya menyusun situasi-situasi belajar sekitar masalah utama yang dihadapi masyarakat, yang pemecahannya diserahkan pada siswa-siswa untuk sampai kepada pengertian lebih baik tentang lingkungan social maupun lingkungan fisik.
Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan priabdi dan masyarakat.
Dalam menentukan kurikulum, setiap pelajaran tidak boleh terpisah, harus merupakan suatu kesatuan. Caranya adalah dengan mengambil suatu masalah menjadi pusat segala kegiatan. Metode yang sebaiknya digunakan dalam pendidikan adalah metode disiplin, bukan dengan kekuasaan. Kekuasaan tidak dapat dijadikan metode pendidikan karena merupakan suatu kekutan yang dating dari luar, dan didasari oleh suatu asumsi bahwa ada tujuan yang baik dan benar secara objektif, dan si anak dipaksa untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Kneller mengatakan bahwa filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam pendidikan. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat ditinjau oleh sains pendidikan. Terdapat hubungan yang kuat antara perilaku guru dan keyakinannya, yaitu :

1) Keyakinan mengenai pelajaran dan pembelajaran
2) Keyakinan mengenai siswa
3) Keyakinan mengenai pengetahuan
4) Keyakinan mengenai apa yang perlu diketahui

2. Teori Pendidikan

Implikasi teori epistomologi terhadap pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar di sekolah, yaitu :
a) Guru harus menyusun situasi belajar di sekitar masalah khusus, yang pemecahannya diserahkan kepada siswa.
b) Guru harus memelihara keinginan atau dorongan anak untuk meneliti.
c) Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk :
 Belajar apa yang ia ingin mengetahuinya
 Selalu ingin mengetahui yang berkaitan dengan pelajaran, seperti sains, bahasa, sejarah, dan lain-lainnya.

3. Peranan Seorang Guru

Jadi, dalam proses belajar mengajar, ada beberapa saran bagi guru yang harus diperhatikan, terutama dalam menghadapi siswa dalam kelas, yaitu :
 Guru tidak boleh memaksakan suatu ide atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan kemampuan siswa.
 Guru hendaknya menciptakan suatu situasi yang menyebabkan siswa akan merasakan adanya suatu masalah yang ia hadapi, sehingga timbul minat untuk memecahkan masalah tersebut.
 Untuk membangkitkan minat anak, hendaklah guru mengenal kemampuan serta minat masing-masing siswa.
 Guru harus bisa menciptakan situasi yang menimbulkan kerja sama dalam belajar, antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, begitu pula antara guru dengan guru.

Jadi, tugas guru dalam prose belajar mengajar adalah sebagai fasilitator, memberi dorongan dan kemudahan kepada siswa untuk bekerja bersama-sama, menyelidiki dan mengamati sendiri, berpikir dan menarik kesimpulan sendiri, membangun dan menghiasi sendiri sesuai dengan minat yang ada pada dirinya.
Guru di sekolah harus merupakan suatu petunjuk jalan serta pengamat tingkah laku anak, untuk mengetahui apakah yang menjadi minat perhatian anak. Dengan mengetahui perilaku anak tersebut, guru dapat menentukan masalah apa yang akan dijadikan pusat perhatian anak.
Salah satu tugas peran guru yaitu sebagai pembimbing, maka seorang guru itu harus:
a. mengumpulkan data tentang siswa
b. mengamati tingkah laku siswa dalam situasi setiap hari
c. mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus
d. mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua siswa
e. bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga lembaga lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa
f. membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkan dengan baik
g. menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu
h. menyusun program bimbingan sekolah bersama sama
i. meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun diluar sekolah

Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa peran guru, baik sebagai pengajr atau pembimbing, pada hakikatnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

4. Pandangan Siswa terhadap Guru
Sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi oleh para siswa adalah sebagai berikut :
1) demokratis
2) suka bekerja sama ( kooperatif )
3) baik hati
4) sabar
5) adil
6) konsisten
7) bersifat terbuka
8) suka menolong, dan
9) ramah tamah
Selain itu, sifat-sifat lain yang disenangi siswa adalah :
1) suka humor
2) memiliki bebagai macam ragam minat
3) menguasai bahan pelajaran
4) fleksibel, dan
5) menaruh minat yang baik terhadap siswa

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management